Salah satu keberhasilan kaum muslimin yang menonjol pada abad ini adalah tersebarya pendidikan di Negara Islam.Di kampung-kampung rata-rata tersedia Sekolah Dasar. Sedangkan di kota-kota yang lebih besar ada sekolah menengah dan sekolah kejuruan.Di ibu kota-ibu kota Provinsi bertebaran universitas dan akademi-akademi yang dari situ diharapkan bisa menghasilkan alumni terpelajar dan tenaga siap kerja.Seperti para dokter,ahli farmasi,ahli matematika,insinyur, ahli pertanian,ahli computer, intelektual, para dosen dan lain-lain.
Dari universitas-universitas itulah banyak alumni yang sukses. Pada abad ini tingkat buta huruf kaum muslimin menurun drastic bahkan negeri yang selama ini selalu dipress dengan serangan tank-tank dan artileri yakni Palestina menjadi negara yang paling rendah tingkat buta hurufnya di dunia. Tapi patut pula diakui bahwa di beberapa Negara Islam ada yang baru mulai merangkak.
Sebagian dari orang-orang muslim ada yang melanjutkan pendidikan di barat,kemudian karena mereka mendapatkan posisi yang baik akhirya mereka berdiam di negeri itu. Sebab telah terperangkap dengan lembaga-lembaga da universitas yang ada di sana.Akibatnya mereka terkurung dalam sangkar emas orang-orang barat yang bisa mengambil manfaat dari kejeniusan mereka. Padahal negeri asal mereka lebih membutuhkan ilmunya.
Pendidikan yang ada di Negara Islam pada umumnya masih memiliki banyak kekurangan. Di lihat dari sisi tujuan ,cara, metode dan dari segi filsafat pendidikan yang ada.
Di banyak Negara Islam pendidikan selalu di bagi dalam dua sisi yang dikotomis,yakni pendidikan agama dan pendidikan umum. Pendidikan agama adalah pendidikan yan menjaga dan melestarikan identitas, nilai-nilai budaya umat. Satu kekurangan yang sangat mendasar dari model pedidikan ini ,kebanyakan model pendidikan ini lebih bayak melihat ke masa lalu daripada masa kini lebih banyak melihat pada warisan keislaman daripada pwersoalan kekinian.
Sedangkan pendidikan umum adalah pendidikan yang di dalamnya diajarkan ilmu pengetahuan modern,baik ilmu alam maupun humaniora dengan menggunakan sarana dan fasilitas pendidikan modern. Mereka membangun sarana-sarana bangunan yang dilengkapi dengan perlengkapan-perlengkapan modern, seperti laboratorium, alat-alat audiovisual dan semacamnya.
Pemisahan pendidikan dalam suatu Negara pada dua model pendidikan ini hampir memiliki keserupaan dengan pemisahan secara dikotomis antara pengadilan agama dan sipil,pemisahan ilmu dan akhlak dan lain lain. Ini semua menunjukkan bahwa umat ini masih menderita penyaki split personality dalam kehidupan yang serba ganda.
Pendidikan di Negara Islam secara keseluruhan kini sangat membutuhkan falsafah yang jelas dalam struktur dan programnya, dimana para pengajar dan dosen-dosennya bisa mengambil langkah-langkah praktis berdasarkan stuktur dan program tersebut.Lalu manusia model apa yang kita harapkan dari proses pengajaran?Marxisme misalnya menginginkan manusia model tertentu,liberalism menginginka manusia model tertentu, lalu manusia model apa yang kita inginkan?
Manusia yang kita inginkan adalah manusia yang sama sekali berbeda dari manusia yang diinginkan oleh aliran –aliran ideology di atas. Yang kita inginkan adalah sosok manusia yang baik dalam dirinya ,keluargaya,yang bermanfaat bagi masyarakatnya, yang merasa bangga dengan risalah yang diembannya: misi memberikan arahan dan perbaikan untuk manusia secara keseluruhan,dan yang lebih penting adalah manusia yang selamat dari kerugian. Manusia model ini adalah manusia yang mengambil manfaat dari ilmu-ilmu modern semampunya.dan berusaha sekuat tenaga untuk menonjol dalam bidang itu,berusaha menggunakan ilmu yang dimilkinya itu untuk tujuan yang besar, yakni untuk berbakti pada kebenaran,kebaikan dan hal-hal yang bermanfaat bagi manusia dan kemanusiaan. Dia belajar hukum-hukumnya,bahwa semua adalah atas seizin Allah,mengambil manfaat dari kemajuan masa kini, namun dia sama sekali tidak lupa dengan rislah hidupnya di dunia ini.
Spirit pendidikan semacam inilah yang sangat kurang dirasakan di Negara Islam sendiri. Sebab pendidikan yang ada sekarang ini pondasinya sebenarnya diletakkan oleh para penjajah. Mereka telah mengosongkan pedidikan dari semangat keimanan,moralitas dan keagamaan.
Dari segi jumlah , universittas tidak menutupi kebutuhan mausia yang bertebaran di berbagai tempat. Sarana bangunan fisiknya tidak cukup ,sarana-sarana pendidikan modern tidak sesuai dengan standar,jarang dosen dan pengajar professional,tidak ada pula program yang berkembang sesuai dengan yang diidamkan, tidak sarana-sarana untuk melakukan koreksi-koreksi dan intospeksi agar kelihatan apakah telah berhasil atau tidak,serta sampai dimana kesuksesan dan kegagalan kita,bagaimana caranya agar pada masa-masa yang akan datang kita bias lebih berhasil,dan bias menghindarkan kesalahan-kesalahan yang sama.
Kita telah melihat Negara terbesar di dunia yang sejak beberapa tahun lalu telah membuka dirinya dikritik tenatang program pendidikannya. Amerika meminta bantuan kepada Jepang untuk mengadakan koreksi terhadap program pendidikan yang mereka selenggarakan dan hendaknya di beri titik lemah yang ada serta resep-resep untuk mengobati kelemahan tersebut.
Sedangkan kita lebih banyak santai dengan apa yang ada. Kita diam terhadap kekurangan kita seaka –akan apa yang kita miliki adalah yang terbaik .
Telah banyak keluhan tentang kondisi memprihatinkan ini dari tingkat kemampuan yang ada pada alumni perguruan tinggi kita. Mereka sangat lemah dalam bidang pengetahun, spesialisasi pada ilmu dan jurusan yang mereka geluti sangat rendah kareana memang pendidikan nasional lebih mengarah pada mengetahui sedikit dari banyak hal daripada mengetahui banyak dari yang sedikit.Maksudnya spesialisasinya itu.
Negara maju sedang dalam gelombang ketiga dalam masalah ekonomi dunia,sedangkan kita masih saja pada gelombang I. mereka membicarakan zaman revolusi industry ketiga, sedangkan kita belum tahu bagaimana cara menggunakan sarana-sarana revolusi industry gelombang I.
Bukankah ada orang pandai dan terpelajar dari kalangan kita? Ya! Tapi orang barat telah memanfaatkan mereka dengan baik. Orang-orang pandai dan terdidik dari kalangan kita direkrut orang-oran barat ke negeri mereka denga cara memberi rasa aman,kekayaan dan kemapanan. Barat dilihat mereka sebagai kekuatan yang mampu menariknya.
Bukankah kita memilki modal kekayaan? Ya! Namun kita banyak memperguanakan kekayaan kita pada hal-hal yang disebut oleh para ahli fiqih sebagai “aksesori hidup”dan kita bengkalaikan hal-hal yang wajib dan mendesak kita lakukan. Yang menjadi PR kita bersama yang mendasar adalah ketidakmampuan dalam mengalokasikan sumber daya manusia kita secara professional.kita tidak mampu mengatur kemampuan ekonomi kita karena pengelolaan SDA lebih dperuntukkan pada orang barat yang buntutnya disebabkan pada rendahnya kualitas pendidikan kita,ketidakadaannya kahllian SDM yang bisa diciptakan. Adapun di Indonesia sendiri disadari bahwa salah satu upaya penting guna meningkatkan kualitas sumber daya manusia adalah melalui pendidikan. Hanya dengan pendidikan bangsa yang besar ini bisa mandiri. Namun hingga sejauh ini masih banyak hal yang harus dibenahi di dunia pendidikan Indonesia. Diantaranya kualitas pendidikan dan peningkatan kesejahteraan meski sudah dianggarkan 20% dari APBN untuk pendidikan tapi realisasi, hasilnya belum ada yang memuaskan, setelah empat tahun UU pendidikan nasional Indonesia disahkan belum terlihat langkah strategis dan nyata pemerintah dalam peningkatan pendidikan nasional
(disaring dari buku karangan Yusuf Qardhawi,Islam abad 21 dan kompas )
No comments:
Post a Comment