Friday, January 14, 2011

Politisi Kampung

oleh Ranto Ari Pratama
Ketua KAMMI Komisariat Unhas masa jihad 2010-2011



MUNGKIN, inilah sebuah ucapan yang tepat bagi para politisi bangsa ini. "Politisi kampung." Mereka dengan rendah hatinya mencoba untuk menarik simpati masyarakat dengan segala cara saat menjelang pemilu. Cara apa pun itu digunakan. Pembagian sembako GRATIS, kaos dan baju GRATIS, alat rumah tangga GRATIS, bahkan dalam serangan fajarnya tak sedikit dari mereka yang membagi-bagikan uang secara "GRATIS". Tak salah memang. Toh, masyarakat memang butuh sembako, kaos dan baju, alat rumah tangga dan uang untuk jajan anak-anaknya. Namun kepedulian mereka terhadap kondisi sosial-ekonomi masyarakat ini hanyalah kepedulian semu belaka hanya untuk kepentingan suara mereka dalam pemilu.

MUNGKIN, kita dapat mengambil ibroh (pelajaran) dari sosok Obama. Walau tak sedikit, banyak kesalahan yang ia perbuat dalam rangkaian kebijakan hukum, sosial, dan poitik negaranya yang berimplikasi pada negara lain. Bagaimana tidak, seorang berkulit hitam ini memang pantas menjadi presiden "non kuit putih" pertama di negara adi daya tersebut. Kepedulian ia pada masyarakat jelas nampak sejak ia duduk di bangku perkuliahan saat itu. Beberapa agenda sosial kemasyarakatan ia pelopori dan mendapat respons yang baik di tengah-tengah masyarakat. Bukan hanya itu, saat menjadi senator, ia lebih banyak berinteraksi dengan masyarakat dan mencoba menyelesaikan masalah-masalah masyarakat yang telah ia dengar. Sehingga sebuah harapan kecil pun itu berubah menjadi sebuah harapan besar serta menjadi jargon beliau saat pemilu umum presiden Amerika Serikat lalu yakni "HOPE".

MUNGKIN, Obama tak pantas menjadi teladan karena Rasulullah jelas-jelas adalah suri tauladan kita yang sempurna. Namun apa yang dilakukan Obama adalah sebuah "Politik Cerdas". Kampanye bukanlah dilakukan satu tahun atau pun 3 bulan sebelum pemilu namun kampanye selambat-lambatnya dilakukan minimal lima (5) tahun sebelum pemilu dalam berbagai aktivitas kepedulian sosial di masyarakat. Sehingga kepedulian yang muncul adalah sebuah bentuk kepedulian yang tulus bukan sebuah kepedulian yang semu. Sebab dalam Islam, politik adalah "mengerti, peduli, dan berbagi" bukan "tahta, kekuasaan, dan memperalat".

Anda ingin berpolitik??? Lakukan mulai saat ini.. Dalam bentuk yang kecil dari kecilnya sebuah komunitas.