Tuesday, May 29, 2007

Prospek Perguruan Tinggi Kita Dalam Himpitan Globalisasi


Oleh: Ade Irzal Nakoe
Perguruan Tinggi pada hakikatnya adalah sebuah rahim yang sangat urgen untuk dimiliki sebuah bangsa. Sebab dari Perguruan Tinggi akan lahir orang-orang yang seharusnya memiliki kapasitas SDM yang sangat baik untuk membangun sebuah Negara atau dengan kata lain Perguruan Tinggi adalah sebuah proyek peradaban masa depan. Kondisi suatu Negara dimasa akan datang sebenarnya dapat diukur dari bagaimana wajah Perguruan Tingginya saat ini. Karena tidak akan mungkin kita berharap kepada orang-orang yang tidak berpendidikan mengelola bangsa ini, tetapi tentunya kita berharap pada orang-orang yang telah ditempa dalam sebuah labolatorium pendidikan (Perguruan Tinggi) dan memiliki karakter pembaharu, berbudaya intelektual, serta memiliki ide dan gagasan baru dalam mencari solutif dalam menyikapi suatu permasalahan.
Perguruan tinggi juga merupakan suatu wadah yang digunakan untuk Research & Development (R&D) serta arena penyemaian manusia baru untuk menghasilkan generasi yang memiliki kepribadian serta kompetensi keilmuan sesuai bidangnya. Secara umum dunia pendidikan memang belum pernah benar-benar menjadi wacana publik di Indonesia, dalam arti dibicarakan secara luas oleh berbagai kalangan, baik yang bersentuhan langsung maupun tidak langsung dengan urusan pendidikan. Namun demikian, bukan berarti bahwa permasalahan ini tidak pernah menjadi perhatian
Gambaran yang sangat mengkhawatirkan sekaligus menyedihkan tentang kondisi Perguruan Tinggi kita pada saat ini, terutama dalam persoalan mutu yang akan dihasilkan oleh Perguruan Tinggi kita. Majalah Asia Week edisi 30 juni 2006 melaporkan bahwa peringkat Universitas di Australia dan Selandia Baru dengan kategori yang kualitatif. Hasilnya sungguh sangat mengejutkan sekaligus menyadarkan kita bahwa Perguruan Tinggi favorit dan menjadi unggulan di negeri ini (UI, ITB, IPB, UGM, UNPAD) berada pada peringkat sepuluh terakhir dari 77 Universitas terkemuka di Asia, dibawah Malaysia, Filipina, India, Korea apalagi Singapura.
Berbicara masalah prospek pendidikan Tinggi di Indonesia kedepan dengan ancaman globalisasi maka kita mesti memperhitungkan Tantangan Pendidikan Tinggi Indonesia menghadapi Era Pasar Bebas?
Tantangan Perguruan Tinggi Indonesia Era Pasar Bebas
Perdagangan bebas jasa yang dipraktekkan dalam globalisasi berwatak fundamentalisme pasar akan mempunyai dampak yang amat besar pada lembaga dan kebijakan pendidikan tinggi. Dampak tersebut amat bervariasi tergantung dari lokasinya di arena global, dapat membuka peluang atau menguntungkan tetapi dapat juga merupakan hambatan atau merugikan sektor pendidikan negara berkembang. Perdagangan bebas jasa pendidikan tinggi kalau dilaksanakan dalam kondisi interdependensi simetris antar negara atau lembaga pendidikan memang dapat membuka lebar pintu menuju ke pasar kerja global khususnya ke ekonomi negara maju yang telah mampu mengembagkan ekonomi berbasis ilmu pengetahuan (knowledge based economy).
Tapi dalam kondisi interdependensi asimetris dan lebih-lebih bila penyediaan jasa pendidikan tinggi lebih dilandasi oleh motif for-profit semata, sedangkan tujuan pendidikan lainnya akan dikorbankan. WTO telah mengidentifikasi 4 mode penyediaan jasa pendidikan sebagai berikut:
Cross-border supply, institusi pendidikan tinggi luar negeri menawarkan kuliah melalui internet dan on-line degree program, atau Mode 1;

Consumption abroad, adalah bentuk penyediaan jasa pendidikan tinggi yang paling dominan, mahasiswa belajar di perguruan tinggi luar negeri atau Mode 2;

Commercial presence, atau kehadiran perguruan tinggi luar negeri dengan membentuk partnership, subsidiary, twinning arrangement dengan perguruan tinggi lokal., atau Mode 3, dan

Presence of natural persons, dosen atau pengajar asing mengajar pada lembaga pendidikan lokan, atau Mode 4.

Liberalisasi pendidikan tinggi menuju perdagangan bebas jasa yang dipromosikan oleh WTO adalah untuk mendorong agar pemerintah negaranegara anggota tidak menghambat empat mode penyediaan jasa tersebut dengan kebijakan-kebijakan intervensionis.
Dibandingkan dengan negara-negara anggota Asean yang tergabung dalam Asean University Network (AUN) ataupun (Association of Southeast Asia Institute of Higher Learning (ASAIHL), seperti Malaysia, Muangthai, Filipina dan Singapore, Indonesia jauh tertinggal dalam tingkat partisipasi pendidikan tinggi dan mutu akademik. Pada tahun 2004 tingkat partisipasi pendidikan tinggi baru mencapai 14 persen, jauh tertinggal dari Malaysia dan Filipina yang sudah mencapai 38-40 persen. Karena kemampuan keuangan pemerintah yang sangat terbatas, ekspansi serta peningkatan mutu pendidikan tinggi Indonesia tidak mungkin dilakukan dengan mengandalkan sumber dana domestik. Ekspansi pendidikan tinggi dan peningkatan mutu akademik nampaknmya hanya mungkn dilakukan bila layanan pendidikan tinggi oleh provider luar negeri yang dimungkinkan oleh globalisasi pendidikan dapat dimanfaatkan oleh negara berkembang seperti Indonesia.
Salah satu manifestasi globalisasi pendidikan tinggi adalah berkembangnya pasar pendidikan tinggi tanpa batas (borderless higher education market). Keterbasasan dana yang dialami oleh negara-negara berkembang, peningkatan permintaan akan pendidikan tinggi bermutu, serta kemajuan teknologi informasi adalah tiga faktor yang mendorong pertumbuhan “borderless” market dalam pendidikan tinggi.
Perguruan tinggi di negara-negara maju, terutama Ameriuka Serikat, Inggeris dan Australia amat agresif memanfaat the new emergiung market dengan meningkatkan penyediaan layanan pendidikan tinggi, tidak sepenuhnya dengan motif filantropis, tetapi dilandasi pertimbangan for-profit dengan menerima sebanyak mungkin mahasiswa luar negeri yang membayar penuh biaya pendidikannya, mendirikan kampus-kampus cabang di negara lain, waralaba pendidikan atau kesepakatan twinning dengan perguruan tinggi lokal, menyediakan pendidikan jarak jauh atau e-learning.
Namun Perkembangan-perkembangan ini perlu diantisipasi dengan sebaik-baiknya agar masyarakat negara berkembang dapat menarik manfaatnya dari penyediaan jasa pendidikan secara global tetapi tanpa harus mengorbankan kepentingan-kepentingan nasional untuk mempreservasi budaya bangsa serta menicptakan kemandirian dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, yang juga amat diperlukan oleh setiap bangsa.
Globalisasi atau liberalisasi pendidikan tinggi yang sedang terjadi melalui jalur pasar bebas memang harus dihadapi dengan sangat hati-hati oleh negara-negara berkembang, tak terkecuali Indonesia. Implikasi jangka panjang dari globalisasi pendidikan tinggi tersebut belum sepenuhnya dapat di prakirakan, dan karena itu kewbijakan-kebijakan antisipatif perlu dirancang dengan secermat mungkin agar globalsasi tersebut jangan sampai menghancurkan sektor pendidikan tinggi seperti yangterjadi dengan globalisasi sektor pertanian.
Globalisasi dan liberalisasi pendidikan akan membawa efek negatif yang begitu besar bagi negara-negara dunia ketiga. Eksploitasi akan selalu digencarkan untuk memenuhi kebutuhan negara-negara maju. Faktanya, Eksploitasi sumber-sumber daya yang melibatkan kekuatan asing dan kroni dari dalam negeri sendiri sudah menguras kekayaan bangsa ini. Gejala McDonaldisasi pendidikan tinggi di Indonesia dianggap sebagai bagian gerakan neoliberalisme yang menjelma dalam kebijakan pasar bebas dan mendorong pemerintah untuk melakukan privatisasi berbagai aset pemerintah.
Menurut Gorge Ritzer, Mc Donalisasi pendidikan ini membawa efek negatif terhadap nilai-nilai akademik serta intergritas lembaga pendidikan yang obyektif. Etika keilmuan telah mula merosot dan akan tergantikan oleh etika bisnis yang sangat merugikan perkembangan pendidikan tinggi sebagai Academic exellence. Namun Bukan berarti pendidikan tinggi harus menutup diri dari interaksi antara universitas dengan dunia bisnis, tetapi interaksi antara pendidikan tinggi dengan dunia bisnis jangan sampai mengakibatkan PT kehilangan integritasnya.
Terganggunya integritas pendidikan tinggi dikhawatirkan akan melahirkan Mc University dimana lembaga pendidikan tinggi berubah menjadi semacam lembaga tukang jahit yang hanya menanti pesanan para konsumen. Mc University ini akan melahirkan Mc Mahasiswa, yaitu mahasiswa yang hanya mengejar gelar sarjana dan bukan untuk mengejar integritas pribadi sebagai seorang sarjana.
Satu hal lagi! Jika privatisasi, liberalisasi, globalisasi dan Mc Donalisasi pendidikan pendidikan tetap dijalankan, kemana lagi orang-orang miskin di negara ini yang jumlahya lebih dari 70% berlindung? Apakah mereka masih punya mimpi mengenyam pendidikan hingga perguruan tinggi? Ataukah mereka tergilas oleh regulasi pemerintah yang berselingkuh dengan pecinta globalisasi? Pendidikan gratis, apakah hanya menjadi impian kosong saja? Ataukah negeri ini terlalu megah untuk orang-orang miskin itu? Ataukah liberalisasi, kapitalisasi dan privatisasi adalah pemenang dalam benturan ideologi ini?Wallahu’Alam

Monday, May 21, 2007

Menyelami Cobaan-Mu


Pengorbanan adalah memberikan sesuatu baik jiwa, waktu, kehidupan dan segala sesuatu yang dipunyai oleh seseorang untuk meraih tujuan mulia. Tidak ada perjuangan di dunia ini kecuali harus disertai dengan pengorbanan. Sebagai kader dakwah janganlah mempersempit perjuangan karena sesungguhnya pengorbanan yang telah kita berikan akan mendapatkan balasan yang agung dan pahala yang besar. Seperti yang dikatakan imam syahid ” Sesungguhnya Allah tidak akan menyia-nyiakan pahala orang yang telah berbuat kebaikan, dan Allah tidak akan memberkahi perbuatan orang yang merusak.”

Seruan jihad dan dakwah ilallah adalah perjuangan panjang yang tak mengenal batas, akan selalu ada mujahid-mujahid baru yang siap mengusung dakwah ini. Dakwah adalah perjuangan yang penuh onak dan duri. Akan banyak kita temui kerikil-kerikil dakwah bahkan bongkahan batu yang amat besar. Oleh karena itu dakwah harus diusung oleh orang-orang yang istiqomah karena ini bukan perjalanan yang bertabur bunga dan emas permata, akan ada saja hinaan, celaan, tatapan aneh dari sekeliling kita bahkan makar. Tetapi satu yang membuat kita yakin, yaitu keyakinan bahwa Allah bersama setiap langkah kita.

Mujahid dakwah adalah orang-orang yang turut serta dalam parade mulia kafilah dakwah ilallah yang berusaha menerangi hati orang-orang kebingungan dengan lentera islam. Yang hatinya dipenuhi rasa cinta kepada Allah dan Rasul-nya. Mereka menjadikan Al-qur’anul karim sebagai penyubur hati, penerang dada dan penghilang rasa gundah. Seorang jundi dakwah tetap sabar demi menapaki jalan yang penuh cahaya dan senantiasa menabur kebajikan dan memberi bimbingan kepada manusia. Jiwa yang angkuh dan tekad yang membaja menjadi tergerak karena kerinduan dan kecintaan kepada Allah.

Memahami hakekat kesukaran dakwah akan membantu kita dalam mempersiapkan diri menghadapi setiap kemungkinan yang terjadi. Berapa banyak manusia yang selamat dari batu besar tapi tidak sedikit manusia yang tergelincir hanya batu kerikil. Bisa saja kader dakwah siap menghadapi segala rintangan keras yang menghadang, namun ketika dunia menghampirinya, sang da’i menyerah kalah larut dalam kehidupan fana. Mustafa Shadiq Ar-Rafi’i, seorang sastrawan pernah memiliki tulisan-tulisan yang bagus sekali tentang pentingnya seseorang menjadi tuan bagi dirinya sendiri, sehingga dia bisa menyetir dirinya kemana dia mau. Tetapi jika dia lemah, dia akan disetir jiwanya yang sangat cenderung kepada kejelakan dan tidak mempunyai komitmen. Jika anda kuat maka jiwa ini seperti sungai yang mengalir dibawah anda. Sungai itu akan mengalir begitu saja tanpa menyeret anda.

Jalan ini sangatlah panjang, umur dakwah tidak sama dengan umur manusia tetapi dia setara dengan umur peradaban. Keberhasilan dakwah mungkin kita tidak rasakan manisnya saat ini, mungkin anak cucu kita nanti. Sangat banyak masalah yang akan dihadapi kader dakwah tetapi imgatlah masalah merupakan tanda adanya kehidupan. Rahmat penderitaan yang dirasakan justru terletak pada peranannya untuk mendekatkan diri kita kepada Allh. Untuk mengajarkan kita menjadi gagah tatkala lemah, menjadi berani dikala kita takut dan menjadi bijaksana ditengah kabut. Islam itu indah, dengannya kita menjadi percaya diri dan semakin dinamis karena kerikil-kerikil dakwah membuat kita lebih matang. Bahwa lewat kegagalan kita memulai kesuksesan kita, pelangi takkan muncul sebelum turun hujan/ bahwa lewat kegelapan malamlah kita bisa melihat terangnya kerlip bintang di angkasa.

Dakwah tidak akan lenyap karena ia adalah fenomena perjuangan dalam rangka menyebarkan risalah Muhammad SAW. Islam dengan pertolongan Allah akan kekal. Akan tetapi ada sekelompok dari pemeluk agama ini yang selalu berpegang teguh dengan kebenaran. Mereka tidak peduli dengan ancaman maupun sikap permusuhan yang ditampakkan pihak lain. Kekuatan dan kejayaan itu ada pada islam, bukan pada kehebatan material barat dan peradabannya. Dan ketahuilah musuh-musuh Allah dapat membuang kita ketempat manapun yang kita takuti, tetapi ketahuilah mereka takkan mampu membuang kita ke tempat yang tidak ada Allah.

Ketika kita menjalankan misi dakwah, kita akan mencintai dan dicintai banyak orang. Kita akan bahagia dan dibuat bahagia dengan bersatunya kalbu. Tetaplah berjuang wahai pejuang ilahi, teruslah kibarkan panji-panji Allah, tetap hidupkan semangat berkorban untuk membela agama Allah dan semoga rasa keimanan yang sempurna bisa menambah harum semerbak udara cinta dan rahmat persaudaraan.

CAPAIAN PENDIDIKAN NEGARA-NEGARA ISLAM


Salah satu keberhasilan kaum muslimin yang menonjol pada abad ini adalah tersebarya pendidikan di Negara Islam.Di kampung-kampung rata-rata tersedia Sekolah Dasar. Sedangkan di kota-kota yang lebih besar ada sekolah menengah dan sekolah kejuruan.Di ibu kota-ibu kota Provinsi bertebaran universitas dan akademi-akademi yang dari situ diharapkan bisa menghasilkan alumni terpelajar dan tenaga siap kerja.Seperti para dokter,ahli farmasi,ahli matematika,insinyur, ahli pertanian,ahli computer, intelektual, para dosen dan lain-lain.


Dari universitas-universitas itulah banyak alumni yang sukses. Pada abad ini tingkat buta huruf kaum muslimin menurun drastic bahkan negeri yang selama ini selalu dipress dengan serangan tank-tank dan artileri yakni Palestina menjadi negara yang paling rendah tingkat buta hurufnya di dunia. Tapi patut pula diakui bahwa di beberapa Negara Islam ada yang baru mulai merangkak.


Sebagian dari orang-orang muslim ada yang melanjutkan pendidikan di barat,kemudian karena mereka mendapatkan posisi yang baik akhirya mereka berdiam di negeri itu. Sebab telah terperangkap dengan lembaga-lembaga da universitas yang ada di sana.Akibatnya mereka terkurung dalam sangkar emas orang-orang barat yang bisa mengambil manfaat dari kejeniusan mereka. Padahal negeri asal mereka lebih membutuhkan ilmunya.


Pendidikan yang ada di Negara Islam pada umumnya masih memiliki banyak kekurangan. Di lihat dari sisi tujuan ,cara, metode dan dari segi filsafat pendidikan yang ada.


Di banyak Negara Islam pendidikan selalu di bagi dalam dua sisi yang dikotomis,yakni pendidikan agama dan pendidikan umum. Pendidikan agama adalah pendidikan yan menjaga dan melestarikan identitas, nilai-nilai budaya umat. Satu kekurangan yang sangat mendasar dari model pedidikan ini ,kebanyakan model pendidikan ini lebih bayak melihat ke masa lalu daripada masa kini lebih banyak melihat pada warisan keislaman daripada pwersoalan kekinian.


Sedangkan pendidikan umum adalah pendidikan yang di dalamnya diajarkan ilmu pengetahuan modern,baik ilmu alam maupun humaniora dengan menggunakan sarana dan fasilitas pendidikan modern. Mereka membangun sarana-sarana bangunan yang dilengkapi dengan perlengkapan-perlengkapan modern, seperti laboratorium, alat-alat audiovisual dan semacamnya.


Pemisahan pendidikan dalam suatu Negara pada dua model pendidikan ini hampir memiliki keserupaan dengan pemisahan secara dikotomis antara pengadilan agama dan sipil,pemisahan ilmu dan akhlak dan lain lain. Ini semua menunjukkan bahwa umat ini masih menderita penyaki split personality dalam kehidupan yang serba ganda.


Pendidikan di Negara Islam secara keseluruhan kini sangat membutuhkan falsafah yang jelas dalam struktur dan programnya, dimana para pengajar dan dosen-dosennya bisa mengambil langkah-langkah praktis berdasarkan stuktur dan program tersebut.Lalu manusia model apa yang kita harapkan dari proses pengajaran?Marxisme misalnya menginginkan manusia model tertentu,liberalism menginginka manusia model tertentu, lalu manusia model apa yang kita inginkan?


Manusia yang kita inginkan adalah manusia yang sama sekali berbeda dari manusia yang diinginkan oleh aliran –aliran ideology di atas. Yang kita inginkan adalah sosok manusia yang baik dalam dirinya ,keluargaya,yang bermanfaat bagi masyarakatnya, yang merasa bangga dengan risalah yang diembannya: misi memberikan arahan dan perbaikan untuk manusia secara keseluruhan,dan yang lebih penting adalah manusia yang selamat dari kerugian. Manusia model ini adalah manusia yang mengambil manfaat dari ilmu-ilmu modern semampunya.dan berusaha sekuat tenaga untuk menonjol dalam bidang itu,berusaha menggunakan ilmu yang dimilkinya itu untuk tujuan yang besar, yakni untuk berbakti pada kebenaran,kebaikan dan hal-hal yang bermanfaat bagi manusia dan kemanusiaan. Dia belajar hukum-hukumnya,bahwa semua adalah atas seizin Allah,mengambil manfaat dari kemajuan masa kini, namun dia sama sekali tidak lupa dengan rislah hidupnya di dunia ini.


Spirit pendidikan semacam inilah yang sangat kurang dirasakan di Negara Islam sendiri. Sebab pendidikan yang ada sekarang ini pondasinya sebenarnya diletakkan oleh para penjajah. Mereka telah mengosongkan pedidikan dari semangat keimanan,moralitas dan keagamaan.


Dari segi jumlah , universittas tidak menutupi kebutuhan mausia yang bertebaran di berbagai tempat. Sarana bangunan fisiknya tidak cukup ,sarana-sarana pendidikan modern tidak sesuai dengan standar,jarang dosen dan pengajar professional,tidak ada pula program yang berkembang sesuai dengan yang diidamkan, tidak sarana-sarana untuk melakukan koreksi-koreksi dan intospeksi agar kelihatan apakah telah berhasil atau tidak,serta sampai dimana kesuksesan dan kegagalan kita,bagaimana caranya agar pada masa-masa yang akan datang kita bias lebih berhasil,dan bias menghindarkan kesalahan-kesalahan yang sama.


Kita telah melihat Negara terbesar di dunia yang sejak beberapa tahun lalu telah membuka dirinya dikritik tenatang program pendidikannya. Amerika meminta bantuan kepada Jepang untuk mengadakan koreksi terhadap program pendidikan yang mereka selenggarakan dan hendaknya di beri titik lemah yang ada serta resep-resep untuk mengobati kelemahan tersebut.


Sedangkan kita lebih banyak santai dengan apa yang ada. Kita diam terhadap kekurangan kita seaka –akan apa yang kita miliki adalah yang terbaik .


Telah banyak keluhan tentang kondisi memprihatinkan ini dari tingkat kemampuan yang ada pada alumni perguruan tinggi kita. Mereka sangat lemah dalam bidang pengetahun, spesialisasi pada ilmu dan jurusan yang mereka geluti sangat rendah kareana memang pendidikan nasional lebih mengarah pada mengetahui sedikit dari banyak hal daripada mengetahui banyak dari yang sedikit.Maksudnya spesialisasinya itu.


Negara maju sedang dalam gelombang ketiga dalam masalah ekonomi dunia,sedangkan kita masih saja pada gelombang I. mereka membicarakan zaman revolusi industry ketiga, sedangkan kita belum tahu bagaimana cara menggunakan sarana-sarana revolusi industry gelombang I.


Bukankah ada orang pandai dan terpelajar dari kalangan kita? Ya! Tapi orang barat telah memanfaatkan mereka dengan baik. Orang-orang pandai dan terdidik dari kalangan kita direkrut orang-oran barat ke negeri mereka denga cara memberi rasa aman,kekayaan dan kemapanan. Barat dilihat mereka sebagai kekuatan yang mampu menariknya.


Bukankah kita memilki modal kekayaan? Ya! Namun kita banyak memperguanakan kekayaan kita pada hal-hal yang disebut oleh para ahli fiqih sebagai “aksesori hidup”dan kita bengkalaikan hal-hal yang wajib dan mendesak kita lakukan. Yang menjadi PR kita bersama yang mendasar adalah ketidakmampuan dalam mengalokasikan sumber daya manusia kita secara professional.kita tidak mampu mengatur kemampuan ekonomi kita karena pengelolaan SDA lebih dperuntukkan pada orang barat yang buntutnya disebabkan pada rendahnya kualitas pendidikan kita,ketidakadaannya kahllian SDM yang bisa diciptakan. Adapun di Indonesia sendiri disadari bahwa salah satu upaya penting guna meningkatkan kualitas sumber daya manusia adalah melalui pendidikan. Hanya dengan pendidikan bangsa yang besar ini bisa mandiri. Namun hingga sejauh ini masih banyak hal yang harus dibenahi di dunia pendidikan Indonesia. Diantaranya kualitas pendidikan dan peningkatan kesejahteraan meski sudah dianggarkan 20% dari APBN untuk pendidikan tapi realisasi, hasilnya belum ada yang memuaskan, setelah empat tahun UU pendidikan nasional Indonesia disahkan belum terlihat langkah strategis dan nyata pemerintah dalam peningkatan pendidikan nasional


(disaring dari buku karangan Yusuf Qardhawi,Islam abad 21 dan kompas )

Peran Muslimah KAMMI dalam Perubahan Indonesia


Berbicara tentang perempuan cukup kompleks dan rumit, jika dilihat dari problematika yang dihadapi oleh kaum perempuan saat ini. Perempuan bukanlah aurat yang seharusnya ditutupi dari orang lain sampai tertutup seluruh tubuhnya, mukanya, suaranya, dan bahkan namanya. Walaupun realitas kehidupan saat ini tampaknya menyadarkan gerakan mahasiswa khususnya dan masyarakat pada umumnya bahwa dibalik kelemahan dan problematikanya, kaum perempuan sesungguhnya memiliki potensi yang luar biasa yang mampu membawa angin perubahan secara radikal dalam kehidupan sosial politik masyarakat.


Akan tetapi pada kenyataannya juga masih ada sebagian kalangan yang meragukan kualitas perempuan dalam perannya di dunia social politik, ranah politik yang sebagaimana semua orang paham bahwa ranah ini adalah ranah dimana orang sering mengatakan ranah abu-abu dan dinilai praksis, pandangan ini akan kita maklumi kalau hanya berkaca pada pengalaman masa lalu yaitu masa orde baru dimana perempuan hanya dijadikan alat mobilisasi politik. Hal ini dapat kita lihat banyak institusi sosial yang tidak mampu mengoptimalkan peran perempuan walaupun secara kognitif telah dipahami. Realitas selanjutnya adalah dibalik kemajuan yang dialami sebagian perempuan yang tertekan dan kurang beruntung Rendahnya upah buruh ditambah hak-hak lainnya yang sering tidak mendapatkan tempat yang wajar. Eksploitasi dalam dunia hiburan, perempuan korban kerusuhan, korban kekerasan di rumah, tidak ada jaminan keamanan dari pemerintah terhadap tenaga kerja wanita yang dikirim ke luar negeri serta setumpuk problematika lain yang belum terpecahkan adalah jelas menjadi tanggung jawab kita sebagai perempuan khususnya kaum muslimah.


Berbagai statement tentang kiprah perempuan dari kaum sekuler salah satunya adalah pernyataan Naisbiit yang mengatakan ”Perempuan maju adalah perempuan yang lebih berani tampil tanpa dihambat oleh berbagai macam aturan agama”ini merupakan ide-ide sekuler yang mulai ditelan mentah-mentah oleh para aktivis perempuan saat ini. Di sisi lain masyarakat juga cenderung menganggap perempuan sebagai ”inferior Class”, hal ini terjadi karena pemahaman kita tentang politik minim padahal sesungguhnya istilah politik adalah segala sesuatu yang menyangkut kemashlahatan orang banyak (Ust. Hasan Al Banna).


Dengan melihat problematika yang dihadapi oleh kaum perempuan tersebut maka kader KAMMI khususnya muslimah mempunyai tanggung jawab besar terhadap permasalahn ini. Sehingga hal yang harus dilakukan yang menjadi PR kita adalah pertama membenahi dan meningkatkan kualitas kaum perempuan dan muslimah kammi pada khususnya, karena sejarah membuktikan bahwa perjuangan dakwah RasuLuLLah disokong oleh kaum perempuan yang cerdas, kreatif, dan sensitif terhadap permasalahan kaumnya.Kedua, harus memiliki rasa tanggung jawab untuk mengelola, memanfaatkan dan memakmurkan bumi sehingga tidak ada lagi fitnah, dan yang ketiga adalah merupakan hal yang paling urgen yakni menggali kembali keaslian ajaran islam dan mensosialisasikannya terhadap kaum perempuan disekitarnya dalam artian bahwa bagaimana muslimah mampu menerjemahkan bahasa-bahasa islam (Dakwah) menjadi bahasa yang universal sehingga mudah diterima oleh masyarakat. AkhwatifLLah, perubahan menanti antunna semua, ditanganmulah penentu masa depan bangsa ini, yang akan melahirkan MUSLIM NEGARAWAN.Wallahu alam Bissawab.(Spj)