Wednesday, April 14, 2010

Sajak untuk KAMMI

Kau bilang aksimu kuat
Tapi dengan jumlah kader yang melimpah dan katanya militan itu,
bahkan kau tak lagi mampu mengerahkan mereka di setiap aksi jalananmu.
Kau tak lagi mampu membuat mereka bergerak,
untuk menuntaskan cita-cita besarmu yang bernama ’perubahan’.
Lalu, kau sebut itu KUAT kawan??

Kau bilang ibadahmu taat
Saking taatnya, kader-kadermu justru lebih sering berada dalam mihrabnya,
daripada mengubah kedzaliman di luar sana dengan tangannya.
Mereka malah sibuk dengan keshalihan pribadinya,
dan melupakan masyarakat yang akidahnya sedang runtuh.
Apa itu yang kau katakan TAAT??

Kau bilang prestasimu hebat
Ya, sangat hebat hingga hanya bersedia menjadi pemain belakang
Memilih menjadi ’follower’, bukannya ’leader’
Itu yang kau bilang HEBAT??

Padahal kupikir kau cukup intelek
Potensi punya, prestasi pun ada
Lalu hilang kemana jargon-jargon itu kawan??
Hanya sebatas kata kah??
Apa yang kau banggakan kawan??
Euforia masa lalu karena berhasil menumbangkan rezim??
Itu kah??

Kalau memang itu,
Maka hidup saja untuk masa lalumu !!


***
dari ruang dosen hingga al-hamas
-cahayalangitketujuh-

Tuesday, April 13, 2010

Kalau Ingin Perubahan, Tegakkanlah Malam dan Bangunlah Lebih Awal


Seharusnyalah, tidak ada yang begitu mengenaskan bagi kita -aktivis dakwah- kecuali kalau kita dalam tidak sempat menegakkan malam (qiyamullail) dan mengisi awal pagi dengan kegiatan yang membawa perubahan.

***

KAMMI adalah pembawa obor perubahan. Malam itu, tengah tahun 2001, KAMMI mengadakan muhasabah dan qiyamullail. Beratus orang -ikhwan dan akhwat- hadir, diam, menangis dan khusyu'. Ya, ruh kami berkata bahwa reformasi Indonesia harus kami selamatkan. Indonesia berantakan dan fatwa telah jelas tersampaikan. Strategi pun terancang, semuanya terkomunikasikan.

Siang besoknya itu, sang presiden akan datang dan mengunjungi kampus kami. Kami tahu dia akan berbicara omong kosong, sementara ia enggan bertanggung jawab. Maka kami melawan, kami enggan ia datang.

Pagi itu kami bergerak, berbondong dan berduyun, menutup lima jalan masuk ke kampus. Kami tak tahu dari mana ia masuk. Sebagian barisan kami tebal dua tiga lapis, sebagian barisan kami cuma satu baris memanjang, tapi kami tetap bersemangat, ikhwan maupun akhwat.

Muka kami coreng moreng dengan pasta gigi, pertahanan murah meriah untuk gas air mata, lagu-lagu bersemangat terus kami lantunkan, polisi dan panser berdatangan, mereka sedikit kesiangan, terkejut kami di ring satu.

Presiden kan datang sementara kami masih bertahan. Maka air dari water canon pun tersembur menghantam. Polisi menerjang dan membongkar ikhwan dan akhwat, kami tetap bertahan. Barisan ikhwan terbongkar, akhwat bertahan. Polisi-polisi itu mengangkati mereka seperti mengangkat ayam tuk masuk penggorengan. Kami terus saja bertahan dan terus bertahan.

Presiden batal datang, ia sadar penolakan. Kami menang, kampus tetap milik kami, ajang pencerdasan, bukan omong kosong politik. Sang presiden pun tumbang.

Kami menang, karena malamnya kami tegakkan dan paginya kami bergerak sejak awal.

***

Friday, April 2, 2010

Milad Ke-12 Bersama KAMMI Menuju Indonesia Baru


-JAKARTA- Perubahan, itulah sebuah semangat yang digaungkan oleh segenap kader dan pengurus KAMMI dalam puncak acara Milad ke-12 KAMMI yang berlangsung sabtu malam 27 Maret 2010 di Wisma Graha Pemuda Menpora, Senayan. Acara yang bertemakan Muslim Negarawan : Menuju Indonesia Baru, Bersih, Mandiri dan Madani ini menghadirkan 2 tokoh bangsa untuk menyampaikan orasi mereka, yaitu Akbar Zulfakar, anggota DPR RI sekaligus alumni KAMMI dan Marwah Daud Ibrahim anggota Dewan Presidium ICMI (Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia).

Di dalam orasinya, Akbar Zulfakar yang juga adalah alumni KAMMI menyatakan,KAMMI lahir sebagai bentuk keprihatinan terhadap kondisi bangsa yang pada saat itu sedang didera oleh krisis ekonomi. KAMMI didirikan untuk melakukan perubahan.Beliau juga menyampaikan rasa bangga bahwa KAMMI sejak didirikan pada 29 Maret 1998, telah memiliki perwakilan di 33 Provinsi di Indonesia. Beliau berharap KAMMI dapat berkembang dan Berjaya di masa yang akan datang.

Sementara itu DR. Marwah Daud Ibrahim menyampaikan pentingnya menjaga kedaulatan negara melalui pengembangan iptek dan menyertainya dengan keimanan dan ketakwaan. Pada kesempatan itu pula Dr. Marwah mengajak seluruh anggota KAMMI dan organisasi kepemudaan yang hadir pada saat itu untuk berpikir dalam kerangka kenegarawanan. Negarawan adalah orang yang berpikir untuk generasi mendatang, lanjut ibu dari 3 anak ini. Beliau mengingatkan kepada aktivis mahasiswa dan para pemuda untuk tidak patah arang dan berpikir untuk kemajuan bangsa, karena beliau memiliki keyakinan bahwa Indonesia bisa Berjaya berdaulat. Para pemuda harus turun ke lapangan, menciptakan peluang, melakukan inovasi dan memberikan solusi yang ril pada persoalan-persoalan masyarakat. Tambah Doktor lulusan Amerika Serikat tersebut.

Pada kesempatan yang sama, Ketua Umum KAMMI Pusat, Rijalul Imam, S. Hum, M. Si menyampaikan orasinya tentang pentingnya persatuan bangsa. Dan beliau mengajak para mahasiswa untuk menyatukan potensi.Indonesia mampu menjadi negara yang kuat dan berdaulat,karena potensi sumber daya manusia dan sumber daya alam sangat besar. Bahkan Indonesia bisa menjadi pusat peradaban baru di dunia.

Mengenai gerakan mahasiswa, beliau menyampaikan bahwa mahasiswa bukan lagi sebagai agent of change,tetapi harus menjadi director of change. Sudah saatnya mahasiswa memimpin perubahan. Beliau menyampaikan gagasan tentang tren gerakan mahasiswa yang perlu dibangun saat ini, yaitu berbasis riset, berbasis kompetensi dan berbasis kewirausahaan. Di samping orasi para tokoh, peringatan Milad KAMMI juga di isi oleh pentas seni oleh grup tari Saman dari STIMIK Bidakara Jakarta dan kelompok pengamen dari Bekasi. Selain di Jakarta, Milad KAMMI ke 12 juga dirayakan di berbagai perwakilan KAMMI di daerah dengan berbagai macam kegiatan,seperti Bakti Sosial, Seminar dll. Selamat milad buat KAMMI, semoga makin berkontribusi. Amin. (Tim Humas)

sumber: www.kammi.or.id

inilah KAMMI